
Judul : Materia Kedokteran Melayu Raja Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad dalam Risalah Asal Usul Ilmu Tibb
Pengarang : Mada Sanjaya, Utin Sutinah, Mulyadi dan Syukri Mawardi
Penerbit : Bolabot
Tahun Terbit : 2021
Buku Metode Kedokteran Melayu Raja Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad dalam Risalah Asal Ilmu Tibb merupakan kajian interdisipliner yang mengangkat warisan keilmuan pengobatan tradisional Melayu ke dalam bingkai akademik yang sistematis. Disusun oleh tim penulis yang terdiri dari Mada Sanjaya, Utin Sutinah, Mulyadi, dan Syukri Mawardi.
Buku ini memfokuskan perhatian pada Risalah Asal Ilmu Tibb, sebuah manuskrip klasik yang memperlihatkan metode diagnosa dan pengobatan yang digunakan oleh Raja Haji Daud Tabib, seorang tabib kenamaan dari Pulau Penyengat. Buku ini dibagi menjadi tiga bab utama yang saling mendukung dan memperkuat pemahaman pembaca terhadap kedokteran Melayu sebagai bagian dari khazanah keilmuan Nusantara.
Bab pertama membahas genealogi keilmuan Raja Haji Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad bin Raja Haji Fisabilillah, yang dikaitkan dengan deretan karya klasik yang membentuk fondasi pemikiran kedokteran Melayu. Dalam bab ini, penulis mengulas keterkaitan pemikiran Raja Daud dengan kitab-kitab penting seperti Bustanus Salatin karya Syeikh Nuruddin ar-Raniri, Ar-Rahmah fi at-Tibb wa al-Hikmah karya Syeikh Abbas Kuta Karang, Sari Segala Obat dari tabib istana Pontianak, dan Tayyib al-Ihsan fi Tibb karya Syeikh Ahmad bin Muhammad Zayn al-Fathani. Penelusuran genealogi ini memperlihatkan kesinambungan ilmu antara dunia Melayu, Aceh, Pattani, dan Pontianak, menunjukkan bahwa pengobatan Melayu merupakan jaringan pengetahuan yang luas dan berakar kuat pada tradisi Islam.
Bab kedua berisi terjemahan dan analisis terhadap Risalah Asal Ilmu Tibb, yang menjadi naskah utama dalam buku ini. Terjemahan dilakukan secara hati-hati, dengan memperhatikan konteks kebahasaan dan istilah medis tradisional, serta penjelasan atas konsep-konsep utama dalam naskah tersebut. Terjemahan ini membuka ruang pemahaman tentang bagaimana tabib Melayu memahami tubuh manusia, penyakit, dan proses penyembuhan melalui lensa budaya, spiritualitas, dan pengamatan alamiah.
Bab ketiga menjadi bagian terpenting yang membahas secara mendalam metode kedokteran Raja Haji Daud Tabib sebagaimana tercermin dalam risalah tersebut. Penulis mengulas definisi kedokteran Melayu, prinsip empat unsur dasar (tanah, air, api, udara) serta pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh, dan berbagai metode diagnostik yang mencakup observasi warna tubuh dan perangai, warna urin dan feses, gejala perilaku, denyut nadi, serta metode pengobatan yang direkomendasikan dalam naskah. Yang menarik, bagian ini juga mengaitkan metode diagnosa tradisional tersebut dengan pendekatan biologi dan kedokteran modern, menunjukkan bahwa meskipun sederhana, pendekatan tradisional memiliki relevansi dan potensi untuk dibaca ulang dalam kerangka medis kontemporer.
Kelebihan buku ini terletak pada keberhasilannya menggabungkan kajian filologis, etno-medis, dan analisis ilmiah dalam satu naskah yang utuh dan mudah diikuti. Buku ini juga memberikan kontribusi besar dalam pelestarian naskah lokal yang kaya akan pengetahuan empiris dan filosofis, serta menampilkan Raja Daud Tabib sebagai sosok intelektual-praktisi yang mengintegrasikan tradisi Islam dengan kearifan lokal. Namun demikian, beberapa pembaca mungkin memerlukan latar belakang tambahan dalam bidang ilmu kedokteran tradisional atau sains untuk memahami kedalaman konsep yang dijelaskan. Secara keseluruhan, buku ini merupakan bacaan penting bagi sejarawan ilmu, praktisi pengobatan tradisional, akademisi bidang kesehatan, dan siapa saja yang tertarik pada integrasi antara ilmu tradisional dan sains modern. Buku ini tidak hanya merekam masa lalu, tetapi juga menghidupkan kembali warisan kedokteran Melayu sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang bernilai lintas zaman.