
Judul : Materia Medica Kedokteran Melayu Raja Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad
Pengarang : Mada Sanjaya
Penerbit : Bolabot
Tahun Terbit : 2021
Buku ini merupakan karya penting yang mengangkat khazanah pengobatan tradisional Melayu yang bersumber dari manuskrip lokal yang nyaris terlupakan. Disusun dalam lima bab utama, buku ini menghadirkan pendekatan multidisipliner yang memadukan kajian sejarah, filologi, etnobotani, dan perspektif keislaman.
Pada bab pertama, penulis menyajikan genealogi intelektual Raja Haji Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad bin Raja Haji Fisabilillah, seorang tabib ulung dari Pulau Penyengat yang menggabungkan ilmu pengobatan tradisional, keislaman, dan budaya Melayu. Bab ini penting untuk menunjukkan konteks sosial dan keilmuan dari tokoh yang menjadi subjek utama buku.
Bab kedua menyajikan transliterasi dan analisis atas Kitab Obat karya Raja Haji Daud Tabib, yang merupakan salah satu manuskrip pengobatan Melayu paling autentik yang tersimpan di Pulau Penyengat. Transliterasi dilakukan dengan seksama dan disertai komentar ilmiah yang membuka jalan bagi pemahaman terhadap konsep penyakit, obat, dan penyembuhan menurut perspektif tabib Melayu. Bab ketiga menyajikan summary materia medica dari kitab tersebut, yaitu daftar tanaman, bahan, dan ramuan yang digunakan beserta khasiatnya, yang memperlihatkan kekayaan farmakognosi lokal serta sistematisasi pengetahuan pengobatan yang dimiliki sang tabib.
Pada bab keempat, penulis melakukan pembacaan yang unik dengan menempatkan materia medica Raja Daud Tabib dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadis, sekaligus menyoroti ciri khasnya sebagai pengobatan Nusantara yang menjunjung unsur alam, spiritualitas, dan kearifan lokal. Integrasi nilai Islam dan pendekatan empiris dalam pengobatan menjadikan kitab ini sebagai jembatan antara tradisi ilmiah dan religi. Bab kelima merupakan puncak dari analisis, dengan membandingkan kitab obat Raja Haji Daud Tabib dengan hasil penelitian sains modern, termasuk pengujian ilmiah terhadap bahan herbal dan ramuan yang tercantum dalam naskah. Bab ini menunjukkan bahwa banyak dari resep tradisional tersebut memiliki kesesuaian dengan hasil riset farmasi kontemporer, sehingga membuka ruang untuk validasi ilmiah terhadap warisan pengobatan lokal.
Kelebihan utama buku ini terletak pada pendekatannya yang holistik—menggabungkan dokumentasi naskah langka, pembacaan kontekstual, hingga komparasi dengan sains modern. Buku ini berhasil merevitalisasi nilai-nilai pengobatan Melayu Islam yang berakar kuat di masyarakat sekaligus membuktikan bahwa pengobatan tradisional bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga sumber pengetahuan yang dapat diolah dalam kerangka ilmiah masa kini. Dengan gaya bahasa akademik yang terarah dan dokumentasi yang kuat, buku ini sangat direkomendasikan bagi sejarawan sains, peneliti farmasi, praktisi pengobatan tradisional, serta pembaca umum yang tertarik pada perpaduan antara ilmu, budaya, dan spiritualitas Nusantara.