
Judul : Optika Wajah Bulan Ibn Al-Haytham dalam Maqalah fi Mahiyat al-Athar allati Tazharu fi Wajh al-Qamar
Pengarang : Mada Sanjaya
Penerbit : Bolabot
Tahun Terbit : 2023
Buku Optika Wajah Bulan Ibn Al-Haytham dalam Maqalah fi Mahiyat al-Athar allati Tazharu fi Wajh al-Qamar karya Mada Sanjaya merupakan kontribusi penting dalam kajian sejarah sains Islam, khususnya dalam bidang optika dan astronomi klasik.
Buku ini dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama menyajikan biografi ilmiah Ibn Al-Haytham (Alhazen), tokoh besar dalam sejarah ilmu pengetahuan yang dikenal luas karena kontribusinya dalam bidang optika, astronomi, matematika, dan teknik eksperimental. Dalam bagian ini, penulis menyoroti bagaimana pendekatan empiris Ibn Al-Haytham telah menjadi fondasi awal dari metode ilmiah modern, jauh sebelum era ilmuwan Eropa seperti Kepler atau Newton. Penulis juga menjelaskan konteks ilmiah dan budaya tempat Ibn Al-Haytham berkembang, serta warisannya terhadap ilmu pengetahuan lintas peradaban.
Bagian kedua buku ini berisi terjemahan naskah Maqalah fi Mahiyat al-Athar allati Tazharu fi Wajh al-Qamar, sebuah risalah penting Ibn Al-Haytham yang membahas fenomena bercak atau pola cahaya pada wajah bulan. Dalam teks tersebut, Ibn Al-Haytham menolak penjelasan mitologis atau simbolik dan menawarkan analisis rasional berdasarkan refleksi cahaya, sudut pandang pengamat, dan sifat permukaan bulan.
Penjelasannya mencerminkan pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip optika dan pengaruh medium antara objek dan mata manusia. Yang membuat buku ini semakin berharga adalah keberadaan lampiran manuskrip asli berbahasa Arab dari teks klasik tersebut, yang memberikan pembaca akses langsung terhadap sumber primer. Hal ini menjadikan buku ini tidak hanya sebagai terjemahan ilmiah, tetapi juga sebagai karya filologis dan dokumenter.
Kelebihan utama buku ini adalah kemampuannya menggabungkan narasi sejarah, analisis ilmiah, dan dokumentasi naskah dalam satu kesatuan yang utuh. Dengan gaya bahasa yang akademik namun tetap komunikatif, Mada Sanjaya berhasil menghadirkan Ibn Al-Haytham sebagai sosok ilmuwan sejati yang menjembatani antara filsafat alam kuno dan sains modern. Buku ini sangat direkomendasikan bagi mahasiswa, peneliti, dan siapa pun yang tertarik pada sejarah optika, astronomi Islam, dan perkembangan metode ilmiah. Meski demikian, pembaca dengan latar belakang non-sains mungkin memerlukan panduan tambahan untuk memahami beberapa aspek teknis dalam terjemahan naskah. Secara keseluruhan, buku ini merupakan sumbangan penting dalam menghidupkan kembali khazanah keilmuan Islam yang kaya dan visioner.