Seorang akademisi, tidak lepas dari tiga tugas utamanya, yaitu Pendidikan, pengajaran dan penelitian. semakin tinggi jenjang karirnya maka tuntutan menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas juga semakin tinggi. Dalam kegiatan rutin OLC (Online Literacy Class) yang diselenggarakan oleh Perpustakaan UMSIDA di hari Jum’at 05 Januari 2024, M. Tanzil Multazam membagi tips-tips dalam penulisan artikel ilmiah yang mampu menembus jurnal bereputasi.
Untuk mendapatkan artikel berkualitas yang mampu menembus jurnal bereputasi, seorang penulis setidaknya memerlukan beberapa tahapan dalam proses penulisan karya ilmiah. Tahap pertama adalah kemampuan dalam pemafaatan tools-tools dalam penulisan artikel ilmiah. Ada banyak tools yang bisa dimanfaatkan untuk membantu efisiensi proses penulisan, mulai dari reference manager (Zotero, Mendeley, endnote) yang dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan dan pengolahan artikel-artikel ilmiah untuk sumber rujukan. academic database seperti lens.org dan scopus sebagai sumber rujukan resmi dan bereputasi, paraphase tools (Grammarly, perplexity, dll.) sebagai alat bantu pengolah bahasa, dan beragam atal bantu lainnya yang bermanfaat untuk membantu proses penulisan sebuah artikel ilmiah.
Tahap selanjutnya adalah penentuan topik penelitian. ada beragam cara yang dapat dipergunakan untuk menggali topik yang menarik. Yang pertama dengan menggali topik-topik penelitian yang bersifat spesifik, sehingga sulit dicari padanannya. Topik penelitian juga dapat diambil melalui research gap yang ada. Dengan memanfaatkan celah pada penelitian yang belum dilakukan oleh akademisi atau ilmuwan lainnya. Akademisi juga dapat memanfaatkan penelitian yang sudah dilakukan, namun dengan memanfaatkan sudut pandang yang berbeda, sehingga dapat menggenapi penelitian yang sudah ada.
Tak kalah penting dari sebuah artikel ilmiah adalah etika penulisan. Dalam penulisan artikel ilmiah sesuai COPE maka kejujuran, transparansi dan validitas data dijunjung tinggi. Seorang akademisi diperbolehkan untuk menggunakan bantuan AI, tapi hal tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Begitu pula gambar maupun foto yang dipergunakan dalam sebuah artikel, harus memiliki lisensi maupun ijin dari dari pemilik gambar ataupun foto.
Sebuah artikel ilmiah yang mampu menembus jurnal bereputasi, memerlukan jaminan kredibilitas. Dalam upayanya tersebut, M. Tanzil Multazam menyarankan para penulis untuk melakukan kolaborasi kepenulisan dengan menggandeng co-author yang terkenal dan bereputasi tinggi, untuk mendongkrak kredibilitas dari artikel yang dihasilkannya. Kredibilitas suatu karya ilmiah juga ditentukan oleh sumber data yang dipergunakan sebagai rujukan, untuk itu penulis wajib memilih sumber rujukannya dengan cermat dan memastikan setiap kutipan berasal dari sumber pertama atau sumber aslinya.
Yang terakhir, menurut M. Tanzil Multazam, dalam penulisan artikel ilmiah, penulis perlu untuk menonjolkan kelebihan dari penelitiannya melalui judul yang ada, dengan penggunaan term-term yang mewakili isi dari penelitian tersebut. Pendahuluan harus berfokus pada fenomena yang terjadi dengan menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses penelitian secara detail hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Jangan pergunakan narasi-narasi yang sudah umum diketahui dalam sebuah pendahuluan. Begitupula dengan pembuatan sebuah kesimpulan, jangan melakukan pembahasan ulang, cukup tonjolkan hasil dari penelitian dan dampak yang menyertainya.
Melalui beberapa tahapan tersebut, para akademisi UMSIDA diharapkan mampu menghasilkan sebuah karya ilmiah yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memberikan dampak positif dalam dunia penelitian.
Online Literacy Class (OLC), dapat didengarkan pada tautan berikut:
Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=eKEQ_zoXKbk&list=PLzqXL5b3dHnruOGmy4UqJiYVvlsmxxFVS&index=6
Noice: https://open.noice.id/content/5e5bf82e-5082-460a-9e6e-e3e2a19235e4