Sidoarjo, 18 Juni 2025 — Ada semangat yang menghangat dalam perhelatan SILASMA 2025 di Aula Mas Mansyur, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Bukan sekadar pertemuan para pustakawan, acara ini juga menjadi saksi sebuah komitmen besar: Perpustakaan Umsida resmi melanjutkan kerja sama lintas institusi dengan sejumlah perpustakaan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia.
Kerja sama strategis ini melibatkan institusi ternama seperti Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), hingga Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Di tengah era informasi yang makin kompleks, langkah ini menjadi bukti bahwa perpustakaan bukan lagi tempat sunyi yang terpinggirkan, melainkan simpul strategis yang bisa menjahit jejaring ilmu secara nasional.

Kolaborasi Sebagai Budaya, Bukan Sekadar Proyek
Dalam sambutannya, Mochammad Tanzil Multazam, Direktur Perpustakaan Umsida, menekankan bahwa kolaborasi ini bukanlah ajang seremonial. Ini adalah perpanjangan dari semangat untuk saling menguatkan antar institusi, antar pustakawan, antar visi keilmuan.
“Kita tidak sedang membangun tembok, tapi sedang menenun jembatan. Perpustakaan-perpustakaan ini bukan lagi berjalan sendiri, tapi saling terhubung dalam semangat berbagi dan bertumbuh bersama,” ujar Tanzil.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup banyak aspek, mulai dari pemanfaatan repository bersama, pertukaran pustakawan, pendampingan publikasi ilmiah, hingga pengembangan layanan berbasis teknologi informasi. Semuanya bermuara pada satu tujuan: memperluas akses ilmu dan meningkatkan kapasitas literasi akademik di kalangan sivitas kampus.
Dari Layanan Menuju Inovasi
Perpustakaan Umsida selama ini dikenal sebagai salah satu pelopor dalam transformasi digital dan diseminasi karya ilmiah dosen. Dengan kerja sama ini, pendekatan tersebut akan dibagikan kepada mitra kampus lain sehingga tercipta ekosistem yang tak hanya berorientasi pada pelayanan, tetapi juga pada inovasi dan kolaborasi riset.
“Kita sedang menyusun ulang peran pustakawan. Bukan sekadar penjaga koleksi, tapi co-author, kurator data, hingga mitra strategis dosen dalam riset,” tambah Tanzil, yang juga dikenal aktif di jaringan pengelola jurnal ilmiah nasional.
Lihat juga: Kilau Perpustakaan Umsida di SILASMA 2025: Raih Excellence Awards, Buktikan Diri Jadi Role Model
Menjadi Jaringan, Bukan Menara Gading
Para mitra kerja sama dari UMP hingga UTM menyambut dengan tangan terbuka. Kepala perpustakaan dari masing-masing institusi sepakat bahwa langkah ini adalah awal dari gerakan bersama, bukan akhir dari satu inisiatif.
“Kami tidak lagi ingin jadi menara gading. Kami ingin jadi jaringan hidup yang saling mendukung, saling menginspirasi,” ujar salah satu kepala perpustakaan mitra dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Harapan dari Sidoarjo untuk Literasi Indonesia
Bagi Umsida, kerja sama ini adalah bentuk nyata dari visinya menjadikan perpustakaan sebagai rumah ilmu yang terbuka dan hidup. Bagi Indonesia, ini adalah cerminan semangat gotong royong dalam dunia akademik, yang jarang disorot tapi sangat berarti.
“Jejaring ini bukan milik satu kampus. Ini milik bersama. Karena ilmu tidak mengenal batas, dan literasi harus dirawat lewat kolaborasi,” tutup Tanzil.